Rabu, 07 Juni 2017

Berkaca Pada Negara Maritim Norway Yang Saya Kunjungi


Selama beberapa hari berkunjung ke Oslo sbg ibukota negara Norway dlm rangka mengikuti sidang FAO, banyak pelajaran yg saya anggap bermanfaat bg kita. Penduduk Norway sebagian besar tidak beragama Islam bahkan sebagian dr mereka adalah Atheis, namun dlm kehidupan sehari2 dan bernegara sangat menerapkan hukum Islam, yg sangat mencintai alam, sesama dan masa depan. Sebelum th 1970an, Norway adalah negara miskin dan dianggap halaman belakang Swedia namun saat ini sangat makmur walaupun hanya 3 persen yg bisa ditanami, krn sebagian besar adalah batu cadas. Penghasilan utama Norway saat ini adalah minyak/gas bumi dan perikanan, namun pemerintah tidak mengeksplorasi dan mengeksploitasi dengan berlebihan. Mereka sangat menjaga keseimbangan alam dan menyiapkan bg generasi penerus. Walaupun cadangan minyak sangat besar dan lebih besar dr Dubai, namun pemerintah lebih fokus pd pendapatan dr pajak. Perairan laut sangat berlimpah dg ikannya namun tidak mau mengeksplorasi secara membabi buta, shg keseimbangan alam tetap terjaga. Cadangan devisa Norway sangat besar, namun dikelola dg baik dan transparan. Semua masyarakat sampai dg parlemen sangat memperhatikan kelangsungan hidup dan masa depan negara. Sebuah ironi dan pelajaran yg sangat berharga bagi Indonesia sbg negara maritim yg sebagian besar penduduknya beragama Islam, yg sangat kaya, baik di darat maupun lautan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkaca Pada Negara Maritim Norway Yang Saya Kunjungi

Selama beberapa hari berkunjung ke Oslo sbg ibukota negara Norway dlm rangka mengikuti sidang FAO, banyak pelajaran yg saya anggap berm...